hubinsmkpgri1cibinong

Yuk, Cari Tahu Seputar PSG (Pendidikan Sistem Ganda)


PSG

Rasionalisasi Pendidikan Sistem Ganda (PSG)

Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam membangun karakter suatu bangsa. Melalui pendidikan, generasi muda bisa dibentuk menjadi sumber daya manusia yang kompeten sehingga dapat bersaing di pasar global. Apalagi di era industri 4.0 ini, dimana setiap individu harus dapat beradaptasi akan perubahan jaman dan inovasi teknologi yang selalu berkembang.

Dengan kata lain, Indonesia diharapkan mampu melahirkan banyak profesional tenaga kerja yang berkualitas di mata dunia. Salah satu cara mewujudkannya adalah melalui penerapan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) pada sekolah menengah kejuruan.

PSG dijadikan pola pembelajaran diawali Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia Nomor 323/U/1997 Pasal 1 Ayat 1 yang berbunyi, 
“Pendidikan sistem ganda selanjutnya disebut PSG adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian kejuruan yang memadukan secara sistematik dan sinkron program pendidikan di sekolah menengah kejuruan dengan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui bekerja langsung pada pekerjaan sesungguhnya di institusi pasangan, terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional tertentu.”

Penggabungan konsep pengajaran di SMK dengan Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan cara kerja Pendidikan Sistem Ganda ini. Prinsip dari sistem PSG ini adalah belajar sambil bekerja dengan komposisi 30% di SMK dan 70% di DUDI. Hal ini bertujuan untuk mempersiapkan penguasaan kemampuan kerja siswa untuk terjun ke dunia industri dan menjadikan dunia industri tersebut menjadi tempat pembelajaran bagi peserta didik.

Terdapat lima indikator pelaksanaan dari sistem pendidikan ini, yaitu:
  1. Standar profesi: suatu ukuran kemampuan profesional yang dapat menjawab kebutuhan industri dan beradaptasi dengan perubahan seiring berkembangnya zaman.
  2. Standar pendidikan dan pelatihan: meliputi isi materi yang membahas tentang pendidikan umum normatif, pendidikan dasar penunjang adaptif, teori kejuruan, praktik dasar profesi, dan praktik keahlian profesi.
  3. Pengujian dan sertifikasi: uji profesi harus dilakukan untuk mengukur apakah kemampuan siswa memenuhi standar profesi atau tidak. Jika siswa dapat melewati uji profesi dengan baik, siswa akan diberikan sertifikat.
  4. Kerjasama dengan industri: Pendidikan Sistem Ganda bisa terlaksana dengan baik saat pihak industri bersedia menjadi pasangan SMK dalam pelaksanaan PSG.
  5. Peraturan Pendukung: setiap pihak yang berkaitan dengan pelaksanaan PSG ini perlu membuat peraturan bersama sebagai pedoman penyelenggaraan program.

Tujuan Pendidikan Sistem Ganda

Dari karakteristik dan sistem PSG, dapat dilihat tujuan sistem pendidikan ini yaitu:
  1. Melahirkan tenaga kerja profesional dengan pengetahuan yang luas, keterampilan dan keahlian yang matang, dan etos kerja yang baik sesuai dengan bidang industri tertentu.
  2. Mengembangkan dan memperkuat sistem link and match untuk sumber daya manusia yang kompeten.
  3. Terus berinovasi dalam efisiensi proses pengajaran dan pelatihan kerja berkualitas profesional.
  4. Mengakui bahwa pengalaman kerja merupakan bagian dari proses pembelajaran.
  5. Meningkatkan mutu pendidikan kejuruan.
Pada dasarnya, sistem Pendidikan Sistem Ganda bertujuan untuk membekali peserta didik dalam menghadapi dunia kerja dan pada akhirnya mendapatkan kehidupan yang lebih baik lagi. Sistem ini terus mengikuti atau beradaptasi dengan dinamika pasar kerja agar peserta didik dapat terbiasa hingga menguasai hal-hal yang diperlukan di bidangnya. Selain itu, sistem ini juga merupakan kombinasi yang seimbang antara mempelajari teori dasar dengan praktik kerja industri sesuai dengan standar pendidikan dan pelatihan.

PSG Adaptasi dari Jerman

PSG merupakan adaptasi pendidikan sistem ganda dari Jerman yang dirasa dapat mengurangi angka pengangguran pada lulusan SMK di Indonesia. SMK sebagai institusi pendidikan harus bisa menghasilkan lulusan terampil. Jadi, SMK harus memberikan kebutuhan dunia industri maupun usaha dengan menjalankan program studi yang diinginkan di lapangan kerja. Selain itu, sosialisasi untuk merekrut lulusan SMK juga diperlukan agar terjadi sinkronisasi yang baik.

Sedangkan di Jerman, Pendidikan Sistem Ganda ini pun sudah diterapkan separuh waktu di sekolah dan separuh waktu di industri, misalnya dengan komposisi 3 hari bekerja di industri dan 2 hari belajar di sekolah. Sistem pendidikan ini telah berlaku secara universal di Jerman diatur dalam undang-undang pendidikan kejuruan. Dalam UU tersebut diatur secara terperinci tentang sistem pembelajaran, sistem ujian, dan pemberian upah bagi peserta didik yang mengikuti PSG.

Baca juga: SMK Plus PGRI 1 Cibinong Gelar Rekrutmen Kerjasama dengan PT. Indomarco Prismatama

Dalam mengadaptasi hal tersebut, Indonesia harus kembali menyelaraskan dengan cara kerja serta kurikulum yang berlaku. Para sekolah serta mitra industri harus terus meningkatkan relasi yang baik sehingga pendidikan ini bisa terjalin dengan baik. Komunikasi dua arah juga sangat penting dalam mewujudkan sistem PSG ini.

Peserta didik juga diharapkan dapat menikmati dan memanfaatkan dengan baik setiap proses pembelajaran baik di sekolah maupun di dunia industri. Persaingan kompetensi masa depan akan sangat ketat, sehingga para siswa harus benar-benar mempersiapkan diri dengan pengetahuan yang luas, kompetensi dan keterampilan, serta kualitas yang dibutuhkan untuk menghadapi era industri 4.0.

Related

Redaksi 8546781340084813486
item